Sepertinya, buku yang paling banyak bercerita tentang sejarah
terbentuknya L’Arc~en~Ciel secara cukup detail adalah buku yang berjudul
is (ditulis dengan style L’Arc~en~Ciel is). Buku yang terbit tahun 1996 ini berisi bab khusus berjudul history of L’Arc~en~Ciel
berjumlah 40 halaman dengan pembagian 5 sub-bab: tetsu & ken; tanjo
zenya (malam kelahiran); 1991; 1994; dan 1996. Kebetulan sekali saya
menemukan buku ini di sebuah toko buku bekas, soalnya buku ini sudah
tidak dicetak lagi dan menjadi semacam barang koleksi member Le-Ciel.
Boleh dikatakan saya beruntung menemukannya di antara selipan rak dalam
toko buku loakan.
Buku ini ditulis oleh Reiko Arakawa dengan gaya penulisan tanya-jawab
bebas antara Reiko Arakawa dengan 4 anggota L’Arc~en~Ciel pada masa itu
yaitu Tetsu, Ken, Hyde dan Sakura. Saya tidak bermaksud menerjemahkan
mentah-mentah isi wawancara dalam buku pada tulisan di blog ini
melainkan mencoba untuk menulis ulang wawancara mereka dengan kata-kata
dan kalimatku sendiri dalam bentuk cerita. Dengan demikian wajar saja
jika tulisan ini juga memuat beberapa info tambahan yang tidak terdapat
dalam buku “is”. Selain itu juga, harap maklum jika ada kalimat yang
kurang tepat penggunaannya karena saya sendiri bukanlah penerjemah
profesional. Untuk tulisan pertama ini, sub-bab tetsu & ken memuat
wawancara dengan tetsu dan ken, sesekali ditimpali dengan celetukan
sakura.
Walaupun komposisi anggota L’Arc~en~Ciel yang sekarang dimulai sejak
pertemuan Tetsu dan Hyde, kenyataannya sejarah L’Arc~en~Ciel dimulai
sejak Tetsu dan Ken bermain musik bersama semasa SMP di kota Maibara,
Prefektur Shiga. Mereka berdua mulai berteman akrab ketika bersama-sama
bersekolah di Maibara Shiritsu Maibara Chuugakkou (SMPN Mibara)
Ken Kitamura lahir di kota Takatsuki
di prefektur Osaka (bukan kota Osaka) pada tahun 1968. Bersama kakak
perempuannya, ken yang masih bayi dibawa oleh kedua orang tuanya pindah
ke kota Maibara di Prefektur Shiga. Kira-kira setahun kemudian, Tetsuji Ogawa lahir di kota Hikone
pada tahun 1969 dan sepertinya memang sudah suratan nasib membawa
keluarga Ogawa pindah ke kota Maibara. Di kota Maibara ini, rumah Ken
dan Tetsu bertetangga, tepatnya letak rumah mereka berjejer. Walaupun
sering bertemu, boleh dikatakan Ken dan Tetsu tidak berteman dekat,
lagipula usia mereka berdua juga terpaut satu tahun sehingga beda kelas
di sekolah.
Semuanya berawal dari Tetsu (saat itu kelas 1 SMP) yang sedang berada
di ruang kesenian musik, mendengar band yang sedang bermain di atas
panggung lapangan sekolah. Merasa apa yang dimainkan mereka secara live
itu terdengar bagus dan mirip dengan apa yang didengar lewat kaset
rekaman, Tetsu bergegas keluar dan melihat mereka bermain musik di atas
pentas, dan tiba-tiba Tetsu merasa ngeband itu keren. Apalagi ketika
melihat sang pemain drum yang rambutnya dicat pirang terlihat dewasa dan
modis. Sejak itu Ken dan Tetsu mulai berteman dekat karena memiliki
ketertarikan yang sama dibidang musik. Mereka berdua mulai sering main
ke rumah senior mereka dipanggil dengan nama panggilan Kou-chan yang
juga suka musik (rumah Kou-chan tepat berada di depan rumah Tetsu).
Kou-chan berumur setahun lebih tua dari Ken dan 2 tahun lebih tua dari
Tetsu. Rumah Kou-chan di siang hari selalu kosong, hanya ada Kou-chan
sendiri yang suka menyetel musik di kamarnya. Kamar Kou-chan ada di
dekat genkan (serambi depan), sehingga sepulang sekolah Ken dan Tetsu
dengan gampang menyelinap langsung ke kamar Kou-chan tanpa permisi atau
basa-basi melainkan langsung memanggil, “Kou-chaaannn!!” lalu ngeloyor
masuk kamarnya. Bersama Kou-chan inilah Ken dan Tetsu mulai mengasah
kemampuan mereka dalam memainkan alat musik. Kerjaan mereka berdua di
kamar Kou-chan tak jauh dari musik, baik ngobrol ngalor ngidul soal
musik, gitar-gitaran, sampai mendengarkan kaset rekaman terbaru yang
mereka beli. Bahkan mereka berdua bisa dibilang tak melakukan aktifitas
lain yang tak berhubungan dengan musik seperti nonton video porno, main
judi, mabok alkohol, main game, termasuk merokok (hanya Kou-chan yang
merokok saat itu).
Ken membeli gitar pertamanya justru bukan untuk dirinya. Awalnya Ken
sering memakai gitar akustik milik kakak perempuan. Pada suatu ketika,
gitar tersebut jatuh dan suaranya menjadi aneh jika dimainkan. Untuk
mengganti gitar akustik tersebut, Ken bermaksud membeli gitar baru dan
mengajak Tetsu ikut menemaninya ke toko alat musik. Bukannya membeli
gitar akustik, mereka berdua malah main-main di toko alat musik dan
ujung-ujungnya justru gitar listrik lah yang dibeli oleh Ken. Tetsu
sendiri disarankan oleh Ken untuk membeli bass, sedangkan Kou-chan sudah
membeli gitar sendiri. Sepulang sekolah, mereka bertiga sering main
musik memainkan cover version lagu-lagu barat yang mereka tahu (tanpa
vokalis), kadang sampai lupa waktu dan lupa makan siang. Bahkan mereka
sempat memasang satu set drums di kamar Kou-chan (teman sekelas Kou-chan
yang main, kadang mereka bertiga bergantian memainkan drum), walau
tetangga sering protes karena ribut. Selain itu, Ken juga sempat
manggung di acara bunkasai (festival sekolah) SMP sebagai vokalis band
sekolah membawakan lagu Ozzy Osbourn.
Band tiga member Kou-chan, Ken dan Tetsu bertahan hingga Tetsu lulus
SMP dan masuk SMA yang berbeda dengan Ken maupun Kou-chan. Tetsu masuk Maibara Kenritsu Nagahama Nougyou Koudou Gakkou (SMAN Agrikultural Nagahama Maibara), sedangkan Ken telah berada di sekolah elite Maibara Kenritsu Hikone Higashi Koudou Gakkou
(SMAN Hikone Timur Maibara). Karena sudah berpencar, Kou-chan dan Tetsu
main di band yang berbeda. Ken malah awalnya tak ikut ngeband, hanya
lebih senang bermain gitar sendiri di rumah. Ketika Kou-chan lulus dari
SMA, Tetsu masuk sebagai bassist band bernama Prisoner di SMA-nya.
Setelah Tetsu masuk, nama band berganti menjadi Byston-Well dan pengaruh
Tetsu membuat gaya musik band berubah sehingga berakibat gitaris dan
drummer Byston-Well mengundurkan diri. Akhirnya Ken direkrut oleh Tetsu
sebagai gitaris Byston-Well. Bersama drummer baru yang bernama
Teru-chan, mereka berlatih di sebuah rumah semi-permanen yang disulap
menjadi studio dengan ruangan kedap suara. Gara-gara dibuat kedap suara
dan tanpa AC, studio jadi-jadian itu dijamin panas banget di dalam
ruangannya. Ujung-ujungnya mereka sering latihan sambil mandi keringat
karena kepanasan di dalam studio jadi-jadian itu. Mereka sempat pindah
tempat latihan ke sebuah bekas bengkel yang kurang kedap suara.
Hasilnya, tetangga komplain ketika mereka latihan ngeband di malam hari
dan menelpon polisi yang datang mengecek ke tempat latihan akibat
laporan tetangga. Saking bobroknya tempat latihan tersebut, listrik
sering mati mendadak dan mereka sempat ketakutan di malam hari karena
berada di ruangan latihan gelap-gelapan. Walaupun demikian toh mereka
tetap serius berlatih, bahkan beberapa kali merekam hasil latihan
mereka.
Kira-kira setahun bermain sebagai gitaris Byston-Well, Ken lulus SMA
dan melanjutkan sekolahnya ke Nagoya Institute of Technology jurusan
arsitektur serta meninggalkan aktifitasnya sebagai gitaris di
Byston-Well. Selama setahun Ken masih bolak-balik Maibara-Nagoya untuk
kuliah, sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ngekost di Nagoya. Ken
yang hanya menganggap musik sebagai hobi semata tetap main musik di unit
aktivitas mahasiswa universitasnya di Nagoya. Kadang malah mengirimkan
rekaman demo tape permainannya ke Tetsu (yang nantinya juga
diperdengarkan ke Hyde, sewaktu Tetsu mencari gitaris pengganti Hiro
yang keluar dari Laruku). Tetsu sendiri kemudian mencari gitaris baru
dan juga drummer baru untuk menggantikan posisi Teru-chan yang juga
keluar dari Byston-Well, sayangnya tak ada yang bertahan lama dan
Byston-Well akhirnya bubar dengan sendirinya.
Lulus SMA, Tetsu diajak pemain drum terakhir Byston-Well untuk
mengejar impian sebagai musisi profesional ke kota Tokyo. Tetsu merasa
Tokyo terlalu jauh sehingga lebih memilih kota Osaka yang masih berada
di daerah Kansai, sama dengan prefektur Shiga tempat tinggalnya. Hanya
berbekal uang 10 ribu yen, Tetsu nekad berangkat ke Osaka demi impiannya
sebagai musisi karena merasa tak ada yang bisa dilakukannya kecuali
bermain musik. Di Osaka, Tetsu bekerja part-time untuk mendapatkan uang
untuk biaya hidup sehari-hari sambil mencari mencari kesempatan untuk
membentuk band barunya. Dari sinilah kisah terbentuknya L’Arc~en~Ciel
dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar